Wednesday, January 18, 2006

Year End Surprise from Gulf Air.

Selasa malam jam 10.30 malam (27 Desember 2005), kami menuju bandara Abu Dhabi yang berjarak sekitar 60 km dari kota Abu Dhabi dengan bersemangat.

Tiba dibandarapun masih penuh senyum, terbayang dalam sekian jam lagi kami bertemu dengan saudara2 tercinta , orangtua yang kami kasihi, juga teman2 semua, dan juga rencana2 yang sudah kami susun.

Saat cek ini kami barulah kami sadari, something is wrong, koq pegawai Gulf ini lama sekali memproses tiket kami.
Ternyata walaupun kami tiap hari ngecek status kami, confirmasi terus , dan selalu dinyatakan OK, tapi kenyataan dilapangan berbeda.
Ternyata seat sudah penuh dan kami tidak dapat berangkat malam ini. Aneh bin ajaib, kenapa bisa begitu ?
Kami tanya sana sini, ternyata pesawat Gulf rute Abu Dhabi – Jakarta sekarang mengalami perubahan rute. Awalnya memang hanya dari Abu Dhabi- Jakarta- Abu Dhabi, sehingga end pointnya diAbu Dhabi. ( meskipun ada keberangkatan dari kota lain seperti Al Ain tapi tetap saja end pointnya Abu Dhabi).
Sekarang ternyata Abu Dhabi bukanlah end point lagi melainkan transit point, sehingga seat bisa saja hilang karena dipakai oleh penumpang dari Home base Gulf Air.
Rute terbaru sekarang adalah Dubai-Bahrain-AbuDhabi-Jakarta pp, sehingga seringkali penumpang dari Dubai / Bahrain diberikan prioritas utama untuk mendapat seat daripada penumpang dari Abu Dhabi.
Maka meski status OK belum menjamin kita dapat seat.
Sebenarnya Gulf Air cukup bertanggung jawab dengan menanggung biaya transportasi ke dan dari airport juga kompensasi karena kita tidak jadi berangkat. Bahkan bila kita ingin tinggal dihotel mereka memberikan juga voucher hotel. Juga pada malam itu kami diberikan boarding pass untuk besoknya, dan bagasi sudah masuk.

Kalau gak ada acara yang mendesak sebenarnya sih tidak jadi masalah karena biaya kompensasi dari Gulf Air cukup memadai, tetapi bila ada urusan mendadak akan runyam rasanya.

Rasanya gak ada salahnya bila kita akan mudik atau pulang ke Indonesia, dengan menggunakan Gulf Air, kita sudah mempersiapkan mental kalau tiba2 gak dapet seat walau sudah confirm berkali2 untuk berangkat keesokan harinya. Bagasi kalau bisa dipersiapkan untuk di inapkan, jangan membawa makanan yang bisa rusak didalam koper, sebaiknya di tentengan saja.

Gak terlalu buruk juga berangkat ke esokan harinya, kalau kita memang sudah siap mental untuk itu. Karena setelah kita datang mengurus kompensasi dari Gulf Air ( meski tidak dalam jumlah tunai tapi cukup lumayan jumlahnya), kita dapat langsung masuk ke Imigrasi dan menunggu boarding.

Mudah2an tulisan ini dapat menjadi gambaran bagi pembaca, dan dapat mensiasati keadaan yang gak terlalu nyaman.

d'ez



Back to : Perjalanan Mudik 2005 - 2006

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home